Saya
tertarik dengan kata-kata ustaz saat tazkirah semalam
“Tidak di
jadikan imam melainkan untuk kita ikut”
Teringat
saya akan sebuah filem yang saya tonton tak lama dahulu. “Dalam Mihrab
Cinta”, cerita dari tanah seberang. Hampir-hampir terlupa jalan cerita sebenar,
ia berkisar tentang seorang anak muda yang di tuduh mencuri. Kecewa apabila dihukum
oleh orang-orang sekeliling termasuk keluarga sendiri membuatkan dia membawa
diri dan benar-benar menjadi seorang pencopek.
Satu hari
dia besolat di sebuah masjid, lalu di minta untuk menjadi imam. Dia yang
awalnya menolak, akhirnya terpaksa akur. Dalam hatinya berdetik
“mana
mungkin seorang pencopek bisa menjadi ikutan” (tak ingat dialog asal, tapi
maksudnya yang lebih kurang)
Dan bermula
dari titik itu, dia benar-benar berubah menuju Tuhan. Dikembalikan semula semua
dompet yang pernah dicurinya dahulu dan tiada siapapun tahu perihal masa
silamnya itu. Dia kemudianya menjadi orang kepercayaan dan di gelar ustaz.
Tak berapa
ingat bagaimana ending filem tersebut. Tapi
ada satu hal dari cerita itu yang sangat berbekas di hati saya.
“Ya, Allah, semua orang kini menganggapku sebagai orang baik.
Engkau Mahatahu bahwa hamba bukan orang yang baik” [Dalam Mihrab Cinta]
Mungkin setiap dari kita perlukan turning point untuk berubah. Dan
tak ramai juga yang beruntung menemukan titik-titik indah untuk berubah pada
usia yang muda. Ada yang begitu mudah tersadung lalu tersedar. Ada yang jauh
jalannya namun masih binggung.
Kebaikkan Tuhan lah yang menutup aib-aib kita, membuatkan kita terlihat indah di mata manusia. Apapun atau siapapun kita pada masa silam biarlah ia tengelam bersama
senja semalam. Semoga kita terus istiqamah dalam perubahan-perubahan kecil demi
mecari redha Allah.
No comments:
Post a Comment